Menunggu Nasib Brawn dan 'Kekacauan' Lain di F1

Paris - FIA akan memutuskan soal legalitas difuser Brawn GP dalam kurang dari 24 jam mendatang. Jika dinyatakan ilegal, perubahan besar bisa terjadi di klasemen pembalap dan konstruktor.

Bertempat di markas besarnya yang terletak di Kota Paris, FIA pada Selasa (14/4/2009) ini akan melakukan pertemuan untuk membahas tuduhan penggunaan difuser ilegal oleh Brawn GP, Toyota dan Williams. Proses ini dilakukan menyusul protes resmi yang sudah dilontarkan Ferrari, Renault dan Red Bull yang menganggap difuser milik tiga tim tersebut menyalahi aturan.

Finalisasi soal sah atau tidaknya perangkat tersebut diyakini baru akan keluar pada Rabu (15/4/2009) sore atau malam WIB, namun hingga saat-saat penentuan tersebut beberapa tim yang sejak awal terlibat dalam perang tersebut tetap menyuarakan keyakinan akan kebenaran opininya.

"Banding yang kami ajukan bukan karena kami tak mampu memanfaatkan keuntungan yang ada (dari sebuah peraturan), tapi karena Brawn, Toyota dan Williams telah berjalan di luar regulasi," seru Perwakilan Hukum Ferrari, Nigel Tozzi, seperti diberitakan Autosport.

Komentar senada terlontar dari kubu Renault yang menolak anggapan Brawn GP yang menyebut mereka telah tertinggal sehingga tak bisa mengaplikasikan difuser yang kemudian dituding menyalahi regulasi tersebut. "Masalahnya bukan karena kami tertingal perahu, sebagaimana Brawn sebutkan. Itu karena FIA memang sudah menyatakan ilegal. Karena itulah difuser seperti itu kemudian ditinggalkan," cetus Andrew Ford yang mewakili tim tersebut.

Di sisi lain Ross Brawn tak kalah optimis kalau perangkat yang digunakan pada kedua mobilnya tidak ada yang menyalahi regulasi. "Anda tak bisa yakin 100%. Tapi saya harap akal sehat akan memihak kami dan pengadilan banding membuat keputusan dengan mempertimbangkan kalau di sana ada mekanisme, prosedur dan kebijakan yang telah diikuti dan kami harus dibiarkan bebas dengannya," tegas Brawn.

Jika kemudian dinyatakan ilegal, maka Pengadilan Banding Internasional FIA bisa membatalkan kemenangan yang sudah didapat Brawn GP di Australia dan Malaysia. Poin yang sudah dikumpulkan oleh Toyota dan Willams, yang saat ini menduduki posisi papan atas klasemen pembalap dan konstruktor, juga mungkin dihapus.

Kondisi ini bisa menjadi preseden buruk lanjutan buat FIA menyusul beberapa kasus lain yang terjadi di awal musim ini. Otoritas Otomotif Dunia itu sebelumnya menuai banyak kritik karena dianggap plin-plan terkait rencana penerapan sistem medali saat musim balap akan segera dimuali, itu belum termasuk kasus Jarno Trulli dan Lewis Hamilton di mana FIA dianggap terlalu cepat mengambil keputusan.